Capillary Leak Syndrome pada Pasien Sakit Kritis

  • Haizah Nurdin Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin - RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Indonesia
  • Jokevin Prasetyadhi Departemen Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia
Keywords: capillary leak syndrome, endotel, glikokaliks, sepsis

Abstract

Capillary leak syndrome (CLS) merupakan sindrom gangguan homeostasis cairan yang sering ditemukan pada penyakit kritis. Insiden sebenarnya dari sindrom kebocoran kapiler masih belum diketahui. Ciri utama CLS adalah permeabilitas kapiler yang mengakibatkan perpindahan cairan dan penurunan tekanan onkotik koloid. Tanda klinis CLS dapat mencakup ketidakstabilan hemodinamik, hipovolemia intravaskular, dan edema generalisata. Evaluasi kadar cairan ekstraseluler invasif dan non-invasif, penanda serum dan sistem penilaian CLS, indeks kebocoran pembuluh darah, dan mikroskop intravital dapat digunakan untuk mendiagnosis CLS. Penatalaksanaan CLS saat ini bertujuan untuk memperpendek durasi kebocoran kapiler, meningkatkan tingkat keberhasilan resusitasi, dan menghilangkan faktor predisposisi penyebab penyakit utama. Terapi CLS mencakup bantuan pernapasan, terapi cairan, peningkatan permeabilitas kapiler, continuous blood purification, menjaga endothelial surface layer (ESL), serta terapi eksperimental untuk stabilisasi endotel.

Published
2025-02-28