Perbandingan Efektivitas Phenylephrine sebagai Pencegahan Spinal Anesthesia-Induced Hypotension pada Pasien Seksio Sesarea

  • Muhibbut Thibri Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara - RSUP H. Adam Malik, Medan, Indonesia
  • Dadik Wahyu Wijaya Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara - RSUP H. Adam Malik, Medan, Indonesia
  • Luwih Bisono Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara - RSUP H. Adam Malik, Medan, Indonesia
Keywords: Anestesi spinal, hipotensi, phenylephrine, SAIH, seksio sesarea

Abstract

Latar Belakang: Spinal anesthesia-induced hypotension (SAIH) adalah respons fisiologis selama seksio sesarea dengan anestesi spinal berkontribusi terhadap mual, muntah, pusing, dan bahkan kolaps kardiovaskular pada ibu. Phenylephrine adalah agonis-reseptor-α-adrenergik telah dikaitkan pencegahan hipotensi maternal dan variabilitas tekanan darah. Dengan dosis yang tepat dapat mengurangi resiko hipotensi dan mempertahankan aliran uteroplasenta sehingga mengurangi resiko efek samping hipotensi pada ibu dan neonatal.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain randomized clinical trial dengan double blind. Sampel dibagi berdasarkan dosis phenylephrine: kelompok 1 (50μg), kelompok 2 (75μg), dan kelompok 3 (100μg). Data akan dianalisis uji Annova atau uji Kruskal Wallis. Kemudian dilakukan uji post hoc untuk melihat perbedaan antar kelompok.
Hasil: Terdapat 47 sampel dengan distribusi 16 sampel kelompok 1, 16 sampel kelompok 2, dan 15 sampel kelompok 3. Pada analisis variabel usia, tinggi badan, berat badan, dan IMT diketahui tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antar kelompok perlakuan (p=0,950, p=0,468, p=0,763, dan p=0,647). Didapati bahwa data tekanan darah sistolik dan diastolik memiliki perbedaan yang signifikan pada pengukuran T1 (p=0,020 dan p=0,004) dan T2 (p=0,018 dan p=0,046). Didapati bahwa data MAP memiliki perbedaan yang signifikan pada pengukuran T1 (p=0,004), T2 (p=0,046), dan T6 (0,035). Didapati bahwa data nadi pada pengukuran T5 (p=0,017) memiliki perbedaan yang signifikan.
Simpulan: Dalam penelitian ini ditemukan dosis phenylephrine yang paling efektif dalam mencegah kejadian SAIH secara klinis adalah dosis 75 μg, 50 μg, dan 100 μg.

Published
2025-06-30
Section
Articles