Perbandingan Tingkat Kesulitan Intubasi dengan Menggunakan Bantal dan Tanpa Bantal di Ruang Operasi RSUP H. Adam Malik
Abstract
Latar Belakang: Intubasi endotrakeal merupakan teknik yang cepat, sederhana, dan aman untuk mencapai tujuan manajemen jalan napas. Posisi kepala dan leher yang tepat, sering kali ditingkatkan dengan bantal kepala, sangat penting untuk laringoskopi dan intubasi trakea yang efektif, karena dapat meningkatkan sudut oksipito-atlanto-aksial dan memperbesar ruang submandibular.
Metode: Penelitian cross-sectional acak di RSUP H. Adam Malik Medan ini membandingkan kesulitan intubasi dengan dan tanpa menggunakan bantal. Sebanyak 24 subjek dibagi dua kelompok, masing - masing 12 orang. Data meliputi usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), status ASA, skor Wilson, dan skor Cormack-Lehane.
Hasil: Rata-rata usia kelompok tanpa bantal 49,4 ± 12,1 tahun dan dengan bantal 44,3 ± 14,4 tahun. Sebagian besar subjek tanpa bantal adalah laki-laki, sedangkan dengan bantal perempuan. IMT ratarata masing-masing 21,0 ± 1,65 kg/m² dan 21,8 ± 1,85 kg/m². ASA I lebih banyak pada kelompok tanpa bantal, sedangkan ASA I dan II sama pada kelompok dengan bantal. Tidak ada perbedaan signifikan karakteristik dasar kedua kelompok. Skor Wilson memprediksi intubasi mudah pada sebagian besar pasien. Skor rata-rata Wilson lebih tinggi pada kelompok tanpa bantal (15,9 ± 1,6) dibanding dengan bantal (10,8 ± 1,8; p<0,05). Skor Cormack-Lehane menunjukkan kelompok dengan bantal lebih sering pada tingkat 1 dibanding tanpa bantal yang dominan tingkat 2 (p<0,05).
Simpulan: Intubasi tanpa bantal membutuhkan sedikit bantuan, sementara sebagian besar pasien yang menggunakan bantal dapat dengan mudah diintubasi. Tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kedua kelompok.
Copyright (c) 2025 Ade Putra Fratama Sinaga, Tasrif Hamdi, Qadri Fauzi Tanjung

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.









