Teknik Anestesi pada Awake Craniotomy: Sebuah Laporan Kasus

  • Fareza Rifki Simamora Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara – RSUP H. Adam Malik, Medan, Indonesia
  • Luwih Bisono Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara – RSUP H. Adam Malik, Medan, Indonesia
  • Tasrif Hamdi Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara – RSUP H. Adam Malik, Medan, Indonesia
  • John Frans Sitepu Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara – RSUP H. Adam Malik, Medan, Indonesia
  • Awi Tifani M Harahap Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara – RSUP H. Adam Malik, Medan, Indonesia
Keywords: awake craniotomy, bedah saraf, kraiotomi, space-occupying lesions, SOL

Abstract

Latar Belakang: Awake craniotomy adalah prosedur bedah saraf yang dilakukan pada pasien kondisi sadar yang umumnya dilakukan pada fokal epilepsi dan pengangkatan tumor otak di daerah vital. Prosedur ini memungkinkan pengangkatan lesi sambil menilai gejala yang dialami pasien secara real-time.

Ilustrasi Kasus: Laki-laki 33 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP H. Adam Malik Medan dengan keluhan nyeri kepala yang dirasakan sejak satu minggu yang lalu. Gejala ini semakin memberat dalam 12 jam terakhir disertai riwayat muntah dua kali. Pasien memiliki riwayat penyakit space-occupying lesion (SOL) intrakranial, riwayat kemoterapi 11 kali, dan riwayat operasi VP shunt. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis SOL intrakranial dengan masa residu tumor. SOL ini juga mengobliterasi ventrikel lateralis bilateral. Setelah mendapat penanganan awal, pasien kemudian dirujuk ke sejawat bedah saraf untuk penanganan lebih lanjut, sejawat bedah saraf memutuskan untuk melakukan tindakan kraniotomi stereotatik biopsi. Tindakan ini difasilitasi dengan teknik anestesi awake. Tindakan anestesi pada awake craniotomy ini menggunakan premedikasi intravena yaitu sulfas atropin 0,25mg, dexamethasone 5mg, fenitoin 50mg, diazepam 2,5mg, fentanil 100mcg, dexmetomidin 20mcg/jam. Sebelum dilakukan insisi
diberikan infiltrasi di daerah yang akan diinsisi menggunakan ropivikain 0,75% 20ml yang dicampur dengan lidokain 2% 4ml dan sebelum dilakukan burr-holl tengkorak di daerah kranium diberikan fentanil 50 mcg secara intravena.

Simpulan: Dalam prosedur awake craniotomy, menjaga kesadaran pasien selama operasi memungkinkan tim medis untuk memantau fungsi vital di otak secara langsung, sehingga meminimalkan risiko kerusakan pada area otak yang kritis.

Published
2025-02-28
Section
Case Report