Perbandingan Pemberian Injeksi Vitamin D dan Tiamin terhadap Kadar Prokalsitonin pada Pasien Sepsis di ICU RSUP H. Adam Malik

  • Bastian Lubis Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara - RSUP H. Adam Malik, Medan, Indonesia
  • Aulia Kamal Ansari Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara - RSUP H. Adam Malik, Medan, Indonesia
  • Muhammad Ihsan Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara - RSUP H. Adam Malik, Medan, Indonesia
  • Yuki Yunanda Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Keywords: Prokalsitonin, sepsis, tiamin, vitamin D

Abstract

Pendahuluan: Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi sistemik yang disebabkan oleh infeksi. Kadar prokalsitonin sering digunakan sebagai biomarker untuk menilai keparahan dan respons terapi. Vitamin D dan tiamin diketahui memiliki efek imunomodulator yang dapat berperan dalam menurunkan inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian vitamin D dan tiamin terhadap penurunan kadar prokalsitonin pada pasien sepsis yang dirawat di ICU RSUP H. Adam Malik Medan.

Metode: Penelitian ini merupakan uji klinis dengan desain kuasi-eksperimental. Sebanyak 30 pasien sepsis yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dibagi menjadi dua kelompok secara acak, tiap kelompok terdiri dari 15 orang. Satu kelompok mendapatkan vitamin D dan kelompok lainnya mendapat tiamin. Kadar prokalsitonin diukur pada hari pertama (H-1) dan hari ketiga (H-3). Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney.

Hasil: Rerata kadar prokalsitonin pada kelompok vitamin D menurun secara signifikan dari 17,1 ± 17,6 ng/mL pada H-1 menjadi 12,4 ± 10,6 ng/mL pada H-3 (p=0,025). Pada kelompok tiamin, kadar prokalsitonin juga menurun dari 26,3 ± 33,7 ng/mL menjadi 20,6 ± 31,1 ng/mL, namun tidak signifikan secara statistik (p=0,112). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok pada H-1 maupun H-3 (masing-masing p=0,576 dan p=0,575).

Simpulan: Pemberian vitamin D menunjukkan efektivitas yang lebih baik dalam menurunkan kadar
prokalsitonin dibandingkan tiamin pada pasien sepsis di ICU, meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok. Vitamin D berpotensi menjadi terapi adjuvan dalam penatalaksanaan sepsis.

Published
2025-06-30
Section
Articles