Perubahan Posisi dan Tekanan Balon Pipa Endotrakeal

  • Arief Cahyadi Editor Majalah Anestesia & Critical Care
Keywords: Balon endotrakeal, Endotrakeal tube, Rotasi kepala

Abstract

Intubasi endotrakeal merupakan prosedur yang dilakukan untuk menjaga jalan nafas dan memberikan ventilasi. Pipa endotrakeal juga berfungsi melindungi paru-paru dan mencegah aspirasi aspirasi cairan lambung dan sekret orofaring agar tidak masuk ke paru-paru. Terdapat sebuah balon pada pipa endotrakeal yang dikembangkan pada bagian distal pipa untuk menutupi permukaan dalam trakea.

Intubasi endotrakeal di samping memiliki manfaat juga memiliki potensi komplikasi. Prosedur pemasangan intubasi dapat menyebabkan trauma pada trakea dan laring, kemudian balon pipa endotrakeal juga dapat menekan dinding trakea, menyebabkan cedera mukosa. Tekanan balon pipa endotrakeal yang direkomendasikan berada pada rentang 20–30 cmH2O. Tekanan udara yang tidak adekuat akan mengakibatkan kebocoran udara saat ventilasi tekanan positif dan memungkinkan mikroaspirasi ke dalam trakea. Sebaliknya, tekanan yang berlebihan pada balon pipa endotrakeal akan menyebabkan penekanan, menurunkan perfusi mukosa trakea serta dapat berlanjut pada kerusakan ireversibel, misalnya ruptur trakea atau nekrosis mukosa trakea.

Tekanan balon pipa endotrakeal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu volume udara dalam balon, bahan dasar balon pipa endotrakeal, proporsi ukuran balon pipa endotrakeal terhadap diameter trakea, komplians trakea dan bentuk balon pipa endotrakeal serta tekanan intratorakal.

Saat ini belum ada penjelasan ilmiah yang pasti mengenai mekanisme terjadinya peningkatan tekanan balon pipa endotrakeal meskipun beberapa penelitian telah dilakukan pada populasi di luar negeri. Dapat diduga perubahan posisi ini menyebabkan pipa tidak tepat berada di tengah lumen trakea dan sebagian permukaan balon pipa mengalami penekanan. Kemungkinan ini sesuai dengan fakta seringnya terjadi cedera jalan napas pada pasien kritis yang lama terintubasi.

Perubahan posisi kepala dapat berpengaruh selain terhadap tekanan balon juga posisi pipa endotrakeal relatif terhadap karina, dan perlu mendapatkan perhatian karena dapat memberikan morbiditas terhadap pasien seperti ventilasi satu paru atau keluarnya pipa dari trakea. Pemeriksaan berkala terhadap pipa endotrakeal menjadi suatu hal yang wajib dilakukan dokter anestesi selama pasien masih terintubasi agar dapat menhindarkan pasien dari komplikasi yang tidak diharapkan.

Published
2022-03-12
Section
Articles