Hubungan Waktu Intubasi terhadap Tingkat Mortalitas Pasien dengan COVID-19 Berat: Sebuah Tinjauan Sistematis
Abstract
Pendahuluan. Severe acute respiratory syndrome coronaviruses 2 (SARS-CoV-2) yang dikenal dengan coronavirus disease 2019 (COVID-19) mulai menginfeksi manusia pada akhir tahun 2019. Orang yang terinfeksi dapat menunjukkan keadaan asimtomatik hingga keadaan mengancam nyawa. Keadaan acute respiratory distress syndrome (ARDS) merupakan kondisi berat pada infeksi COVID-19 yang membutuhkan penanganan lebih lanjut, di antaranya adalah pertimbangan untuk dilakukan intubasi. Penelitian ini bertujuan membandingkan hubungan waktu dilakukannya intubasi terhadap tingkat mortalitas dari pasien COVID-19 yang terintubasi.
Metode. Penelitian tinjauan sistematik ini dibuat berdasarkan panduan PRISMA-P. Data dikumpulkan dari basis data Pubmed, Cochrane Library, dan ProQuest dengan kriteria inklusi berupa penelitian randomized control trial dan studi kohort yang meneliti tindakan intubasi pada pasien dengan COVID-19. Dari sebanyak sebanyak 8.297, didapatkan 3 artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada tinjauan literatur.
Hasil. Dari ketiga literatur yang kami lakukan analisis, didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai kapan dilakukannya intubasi dengan angka kejadian mortalitas pasien COVID-19. Baik pada intubasi yang dilakukan lebih awal ataupun pada intubasi yang lebih lambat. Karakteristik pasien usia tua dan memiliki komorbiditas dapat memperburuk keadaan yang membuat angka mortalitas pada kelompok tersebut lebih tinggi.
Kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, intubasi lebih awal (<8 jam) tidak menurunkan angka mortalitas pada pasien COVID-19, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut terkait faktor prediktif lainnya.