Kanabis dan Penggunaannya dalam Terapi Nyeri Kronis
Abstract
Nyeri kronis adalah "nyeri tanpa nilai biologis nyata” yang bertahan hingga lebih dari 3 bulan. Pasien yang menderita nyeri kronis sering kali memiliki penyakit biologis yang tidak dapat dipisahkan dari faktor kognitif, afektif, perilaku, dan sosial sehingga memiliki dampak negatif terhadap kualitas hidup. Banyak penelitian telah dilakukan untuk menemukan cara penanganan nyeri yang adekuat dengan efek samping seminimal mungkin. Bunga dari tanaman kanabis (Cannabis sativa) telah mulai digunakan sebagai analgesia nyeri kronis, namun efikasinya masih kontroversial. Konstituen utama kanabis seperti delta 9-tetrahydrocannabinol (THC), cannabidiol (CBD), dan cannabinol (CBN) telah diketahui memiliki kontribusi terhadap mekanisme mengurangi nyeri. Sediaan kanabis bervariasi dengan rasio THC/CBD yang berbeda-beda, disertai dengan potensi efek samping pada berbagai sistem organ. Rute pemberian yang paling umum adalah inhalasi dan oral. Walaupun kanabis dapat digunakan sebagai salah satu penanganan nyeri kronis, namun dalam penggunaannya dapat berpotensi disalahgunakan hingga menyebabkan efek psikotik. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang baik mengenai farmakologi kanabis agar dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan nyeri kronis.









