Gagal Napas Sebagai Gejala Awal Emboli Paru
Abstract
Insidensi emboli paru (PE) sangat tinggi namun penegakan diagnosisnya sangat sulit dikarenakan gejala yang timbul pada setiap pasien sangat bervariasi. Terdapat tiga gambaran klinis PE, yaitu infark paru, dispnea akut yang tidak dapat dijelaskan, dan kor pulmonal akut. Pada kasus ini pasien mengalami dispnea akut yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Pemeriksaan berupa foto thorak, elektrokardiografi dan ekokardiografi tidak menunjukan abnormalitas. Kecurigaan PE muncul ketika pasien mengalami syok refrakter selama tiga hari perawatan. Dilakukan CT–angiografi dan pasien terbukti mengalami trombosis pada arteri pulmonal kiri. Selanjutnya pasien menjalani percutaneus intraarterial trombolitic (PIAT) dengan rtPA. Terapi trombolisis ini gagal menghancurkan trombus, dikarenakan massa trombus yang besar dan terfiksir. Selanjutnya pasien direncanakan menjalani operasi pembedahan embolektomi, namun operator bedah thorax kardiovaskular tidak mampu melakukan operasi pembedahan jenis ini. Pasien akhirnya meninggal pada hari kesebelas perawatan. Oleh karena itu diagnosis dan pengobatan yang cepat sangat penting untuk menyelamatkan hidup pasien. Sehingga rumah sakit harus secara preemptif membentuk protokol diagnostik dan terapeutik untuk pasien dengan PE.