Plasma Exchange (PE) sebagai Pilihan Pertama Terapi pada Krisis Myasthenia dengan Hemodinamik Stabil

  • Iman Muhamad Yusup Rumah Sakit Umum Daerah Cideres Kabupaten Majalengka Jawa Barat
  • Sobaryati Depertemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
Keywords: Hemodinamik stabil, krisis myasthenia, plasma exchange

Abstract

Krisis myasthenia adalah suatu kelemahan otot karena myasthenia gravis yang berat sehingga memerlukan intubasi dan ventilasi mekanik. Penggunanan ventilator membuat pasien berisiko mengalami komplikasi yang berkaitan dengan penggunaan ventilator. Cepat lepas ventilator adalah salah satu cara untuk mencegah risiko penggunaan ventilator, oleh karena itu pertimbangan pemilihan terapi untuk krisis myasthenia adalah memastikan perbaikan klinis yang cepat sehingga cepat lepas dari ventilator. Plasma exchange bekerja dengan menghilangkan autoantibodi dan faktor-faktor protein komplemen, perbaikan yang cepat memungkinkan karena membuang sebagian fraksi antibodi yang memblok langsung asetilkolin reseptor. Dampak perbaikan klinis di hari pertama pasca plasma exchange yang dilakukan pada hari pertama perawatan ICU, ditandai dengan peningkatan rasio PaO2/FiO2, kemudian dilanjutkan plasma exchange ke-2 dan ektubasi pasca plasma exchange ke-4. Hal ini membuktikan plasma exchange efektif dan bekerja cepat membuang autoantibodi. Pertukaran sejumlah volume plasma darah dengan cairan pengganti pada plasma exchange dapat menimbulkan gejolak kardiovaskular pada pasien dengan hemodinamik tidak stabil, oleh karenanya pemakaian plasma exchange dibatasi pasien pasien dengan hemodinamik stabil. IVIg maupun plasma exchange memiliki efek samping yang hampir sama. Plasma exchange dipilih sebagai pilihan pertama terapi karena efektif membantu cepat lepas dari ventilator pada pasien dengan hemodinamik stabil.

Published
2020-03-02
Section
Articles